Sistem Akuntansi Perkebunan

Menurut MISI/ SGV (1988 ) Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara – cara tertentu, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atau organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya.

Menurut buku pedoman Misi/ SGV (1988) sistem akuntansi di seluruh PTPN  (Persero)  meliputi:

  1. Pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
  2. Pengawasan Biaya
  3. Accounting Umum
  4. Laporan Manajemen

Keempat pedoman tersebut merupakan sistem administrasi yang terpadu dan juga komponen pembentuk penyusunan LM.

Adapun pedoman penyusunan LM yaitu:

  1. Bukti juranal yaitu kas masuk dan kas keluar juga memorial
  2. Kartu rekening Buku Besar (KRBB)
  3. Neraca percobaan

TIME VALUE OF MONEY

Time Value of Money ( Nilai Waktu Uang)

Konsep Dasar :
Bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.
Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.
Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang.

Contoh 1 :
Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya akan sama dengan Rp 30.000 pada akhir tahun à kalau kita tidak memperhatikan nilai waktu uang, maka nilai uang sekarang adalah lebih tingi dari pada uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan.

Contoh 2 :
Uang sekarang Rp 30.000,- nilainya lebih tinggi daripada Rp 30.000 pada akhir tahun depan, kenapa :
1. Karena kalau kita memiliki uang Rp 30.000 sekarang dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misal 10 % / tahun, sehingga uang tersebut akan menjadi Rp 33.000
2. Jadi uang sekarang Rp 30.000 nilainya sama dengan Rp 33.000 pada akhir tahun.

ISTILAH YANG DIGUNAKAN :

Pv = Present Value (Nilai Sekarang)
Fv = Future Value (Nilai yang akan datang)
I = Bunga (i = interest / suku bunga)
n = tahun ke-
An = Anuity
SI = Simple interest dalam rupiah
P0 = pokok/jumlah uang yg dipinjam/dipinjamkan pada periode waktu

BUNGA adalah sejumlah uang yang dibayarkan atau dihasilkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dari penggunaan uang.

I. BUNGA SEDERHANA (simple interest)

adalah bunga yang dibayarkan/dihasilkan hanya dari jumlah uang mula-mula atau pokok pinjaman yang dipinjamkan atau dipinjam.

SI = P0(i)(n)

Nilai yang akan datang
Future value (terminal value) adalah nilai uang yang akan datang dari satu jumlah uang atau suatu seri pembayaran pada waktu sekarang, yg dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.

FV = P0+ SI= P0+ P0(i)(n)

Nilai Sekarang (present value)
Adalah nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu.
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru dimiliki beberapa waktu kemudian.

FVn = P0+ P0(i)(n)

PV0 = P0=

II. BUNGA BERBUNGA (COMPOUND INTEREST)

Adalah bunga yg dibayarkan/dihasilkan dari bunga yg dihasilkan sebelumnya, sama seperti pokok yang dipinjam/dipinjamkan.

1. Nilai Majemuk (coumpaund value / ending amount) dari sejumlah uang merupakan penjumlahan dari uang pada permulaan periode. (Modal Pokok + Bunga pada periode tersebut). Atau menghitung jumlah akhir pada akhir periode dari sejumlah uang yang dimiliki sekarang.

FV = Pv + I
FV = Pv + Pvi
FV0 = Pv(1+i)n
atau FVn = Pv(FVIFi,n)

2. Nilai Sekarang (Present Value)
Menghitung nilai pada waktu sekarang jumlah uang yang baru akan dimiliki beberapa waktu kemudian

PV = FV / (1+i)n

3. Nilai Majemuk dari Annuity
Anuity adalah deretan pembayaran dengan jumlah uang yang sama selama sejumlah tahun tertentu.

4. Nilai Sekarang dari Annuity

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Likuidasi adalah tindakan untuk membubarkan, menutup dan menghentikan semua kegiatan dari suatu perusahaan dan membereskannya serta membagi-bagikan aktiva tersebut kepada pihak kreditur dan pemegang saham.
Sebab² likuidasi :
1. persekutuan mengalami kerugian
2. Sewaktu-waktu kehendak RUPS
3. Jangka waktu berdiri persekutuan sudah berakhir
4. Berdasarkan penetapan pengadilan
5. Sebagai akibat merger / konsolidasi persekutuan

PROSES LIKUIDASI PERSEKUTUAN
1. Menghitung L/R persekutuan sampai saat likuidasi. L/R tsb dibagi kpd para sekutu sesuai dgn metode pembagian L/R yg disepakati.
2. Menjual/merealisasi aktiva selain kas (mencairkan aktiva selain kas menjadi kas). Apabila realisasi aktiva selain kas tidak sama dgn nilai bukunya, maka L/R realisasinya dibagi kpd para sekutu sesuai dgn metode pembagian L/R yg disepakati.
3. Melunasi hutang kepada pihak ketiga. Apabila ada utang kepada sekutu, maka pembayaran utang kpd sekutu dilakukan bersama-sama dgn pengembalian modalnya.
4. Membagi sisa kas yg ada kpd para sekutu, sesuai dgn perjanjian persekutuan.

PENGGOLONGAN LIKUIDASI
1. Likuidasi sederhana / Likuidasi Tunggal ( Simple liquidation)
Terjadi apabila proses likuidasi relatif cepat. Likuidasi yg proses pembagian kasnya hanya sekali saja, yaitu setelah semua aktiva non kas terealisasi menjadi kas dan setelah utang kpd pikah ketiga lunas.Modal bersih sekutu adl modal sekutu setelah diperhitungkan dgn utang piutang kpd persekutuan.
2. Likuidasi Berangsur / Likuidasi Bertahap (Installment Liquidation)
Terjadi apabila proses likuidasi relatuf lama. Likuidasi yg membagian kas nya tidak menunggu sampai dgn realisasi aktiva non kas menjadi kas selesai. Pembagian kas dilakukan secara berangsur sesuai dgn jumlah uang yg tersedia.

Ada 2 metode menentukan besarnya kas yg akan dibagikan dlm likuidasi berangsur :
1. Metode perhitungan pembagian kas
Perhitungan pembagian kas dilakukann setelah pelunasan utang kpd pihak ketiga & dilakukan setiap persekutuan akan membagi kas.
Prosedur pembagian kas sbb:
a. Menghitung saldo modal bersih masing² sekutu saat akan membagi kas
b. Menghitung rugi potensial maksimal
c. Membagi rugi potensial
d. Menghitung saldo modal bersih masing² sekutu setelah diperhitungkan dgn rugi potensial. Jumlah modal bersih setelah diperhitungkan dgn rugi potensial akan sll sama dgn jumlah kas yg dibagi. Apabila saldo modal bersih setelah dikurangi rugi potensial bersaldo negatif, mk saldo tsb ditutup dgn saldo modal sekutu lain yang positif, begitu seterusnya.

2. Metode program distribusi kas
Dalam metode ini setiap melakukan pembagian kas dilakukan sesuai dgn program/rencana yg telah dibuat.
Prosedur penyusunan progran distribusi kas sbb :
a. Menghitung modal bersih masing² sekutu saat dinyatakan dlm likuidasi.
b. Menghitung kemampuan masing² sekutu untuk menanggung rugi persekutuan. Kemampuan masing² sekutu adalah sama dgn saldo modal bersih dibagi dgnrasio L/R
c. Menyusun urutan/ranking kemampuan masing² sekutu di dalam menanggung rugi & menghitung selisih antar ranking tersebut.
d. Menyusun urutan prioritas pembagian kas & besarnya bagian kas masing² sekutu.

Pemerintah Hati-Hati Adopsi IFRS ke Industri Agriculture

Pemerintah memilih bersikap hati-hati dalam penerapan standar pelaporan akuntansi internasional atau International Fiancial Reporting Standards (IFRS) ke industri agriculture.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, penerapan pedoman standar akuntansi keuangan (PSAK), berjalan tidak mudah karena memiliki banyak kompleksitas seperti pernah terjadi di industri perbankan. “Kita sudah mengalami yang terberat, di sektor perbankan terjadi pada 2010, di situ permasalahannya sangat kompleks dan itu kita sudah melaluinya,” kata Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Rosita Uli Sinaga saat jumpa pers di sela International Financial Reporting Standard Region Policy Forum, di Kuta, Senin (23/5/2011).

Selain itu, ada beberapa lagi industri yang cukup signifikan seperti asuransi yang diharapkan sudah bisa menerapkan standar pelaporan akuntansi keuangan pada 2012. Sementara untuk penarapan di industri agriculture, sambung Rosita, sampai saat ini belum bisa berjalan karena masih harus dilakukan pembahasan lebih mendalam. “Sampai saat ini dewan belum memutuskan apakah akan mengadopsi IFRS,” katanya menambahkan.

Dijelaskannya, untuk bisa mengadopsi standar tersebut ke industri agriculture, terlebih dahulu harus menghitung semua aset dengan “Fair Value”, sehingga hal itu memerlukan kehati-hatian. “Kami sungguh hati-hati untuk mengadopsi tersebut,” tegasnya dalam pertemuan yang dihadiri 300 delegasi dari 21 negara dan dibuka resmi Wakil Presiden Boediono.

Pihaknya optimis, jika standar tersebut akan bisa diterapkan perusahaan pemerintah dan swasta, terlebih Menteri BUMN telah mengakui dan cukup kooperatif, yang diharapkan bisa diimplementasikan pada tahun 2013 mendatang. “Hasilnya seperti apa akan kita lihat nanti,” ucapnya. Ia menambahkan, dari sisi pelaporan keuangan, banyak hal-hal yang tidak bisa dipotret secara lebih riil. Dicontohkan soal pinjaman yang oleh suatu bank, diberikan dengan suku bunga lima persen. Namun dengan sistem struktur bunga efektif interest rate yang memakai anuitas dan flat, ternyata bunganya macam-macam.

Dengan adanya standar pelaporan sekarang, maka suku bunga perbankan akan dilihat lebih pada substansinya. “Walaupun perbankan mengemasnya bagaimanapun, kalau kalau riilnya bunga misalnya 10 persen, maka harus dicatatkan 10 persen. Jadi riil bunganya akan dipotret sama,” imbuhnya.

 

by: trizulhijah.wordpress.com